KUNDANG MALIN
Dahulu kala disebuah desa miskin di pulau kecil, hiduplah seorang anak bersama ibunya bernama Kundang Malin. Ia adalah seorang anak baik yang selalu bekerja keras. Mereka hidup secukupnya karena ayahnya meninggal sewaktu ia kecil, dan ibunya mengasuhnya sendirian.
Setelah Kundang seorang remaja, ia sudah tidak tahan hidup miskin, lalu ia berencana untuk pergi ke kota di pulau seberang yang lebih makmur untuk mencari uang. Kundang meminta ijin kepada ibunya
"Ibu, Kundang ingin pergi bu, untuk mencari uang di kota pulau seberang."
"Jangan Kundang, kita orang-orang ndeso tidak diterima di kota besar seperti itu." ,kata ibu
"Tapi ibu, Kundang sudah capek hidup miskin, Kundang ingin menjadi orang kaya!" ,kata Kundang
"Baiklah Kundang, kalau begitu terimalah tongkat ini." ,kata ibu
"Tapi ibu, bukankah ini satu-satunya tongkat yang ibu buat dari pohon yang kita beli dengan uang tabungan ibu?" ,kata kundang
"Tidak apa-apa Kundang, terimalah tongkat ini, dan ibu akan pergi ke kota mencari uang" ,kata ibu
"Tidak Ibu! Ibu sendiri bilang kalau warga ndeso seperti kita tidak diterima di kota seperti itu! Apalagi orang tua seperti ibu!" ,kata Kundang
"Tidak apa-apa Kundang, kamu masih terlalu kecil untuk mencari uang." ,kata ibu
"Baiklah kalau begitu Ibu, tapi terimalah uang ini." ,kata Kundang
"Ini... Dari mana engkau mempunyai uang sebanyak ini??" ,kata ibu
"Dari menabung ibu." ,kata Kundang
"Baiklah, kalau begitu Ibu akan mencari uang dengan modal ini." ,kata ibu
"Baiklah, berhati-hatilah ibu!!" ,kata Kundang
Dengan itu Ibu Kundang pergi menggunakan perahu kecil yang ia buat dengan kayu yang ia beli menggunakan semua yang ia terima dari anaknya, namun, perahu tersebut terbalik dan ibu malin tersangkut didalam, sehingga ia kelelep dan tak sadarkan diri.
Di saat yang sama seorang juragan sedang berkeliling di pantai pribadinya, memikirkan tentang hobinya.
"Mengapa tidak ada orang yang menyukai ukiran patung tokek ku?? Itu karya Masterpiece-ku, tetapi mengapa orang-orang yang melihatnya menertawakannya?????" ,kata juragan
Lalu ia menemukan sebuah perahu-1-orang dengan ukiran yang sangat halus dan rapih diujungnya, sebuah kadal yang realistis. Tanpa pikir panjang, sang juragan langsung menarik perahu tersebut, ia kaget melihat seseorang di dalam perahu tersebut ada seorang wanita tua yang tak sadarkan diri. Ia memberi pertolongan kepada wanita tersebut sampai ia siuman.
"Bu, Ibu sudah sadarkan diri?" ,kata juragan
"Uhh... Dimana ini?" ,kata ibu
"Ibu di mansion saya, sedang dirawat oleh dokter ternama, ibu terdampar di pantai pribadi saya dengan sebuah perahu, saya boleh tahu bagaimana ceritanya?" ,kata juragan tersebut
"Ibu di mansion saya, sedang dirawat oleh dokter ternama, ibu terdampar di pantai pribadi saya dengan sebuah perahu, saya boleh tahu bagaimana ceritanya?" ,kata juragan tersebut
"Uhh, yang saya ingat, saya orang dari desa di pulau seberang, saya sedang mencari uang di kota untuk diri saya sendiri." ,kata ibu
"Ngomong-ngomong Bu, ukiran di ujung perahu yang ibu naiki, apa itu ibu yang membuat?"
"Ia betul juragan."
"Ia betul juragan."
"Kalau begitu pas sekali, buatkan saya sebuah ukiran tokek dari kayu, saya akan memberi ibu uang yang sangat banyak jika hasilnya sangat bagus." ,kata juragan
"Baik juragan! Saya akan bekerja keras!" ,kata ibu
Setelah itu sang juragan sangat senang dengan ukiran Ibu Kundang dan ia mendapatkan hadiah sesuai dengan janji sang juragan, seketika Ibu Kundang menjadi pemahat kayu terkenal dan sangat kaya. Lalu ia teringat kampung halamannya dan ia kembali ke pulau kecilnya.
Sesampainya disana ia bertemu dengan anaknya, namun ia kehilangan ingatan saat ia kelelep.
"Siapa kamu!? Aku tidak memiliki anak! Aku seorang janda muda!"
"Ibu, ini Kundang, ibu tidak ingat anak ibu sendiri?"
"Aku tidak punya anak sejelek kamu!"
"Ibu, Ibu tidak ingat tongkat ini? Tongkat yang ibu berikan ke Kundang?"
"Tidak! Tidak mungkin! Aku tidak mau mengakuinya! Pergi kau bocah tengik!"
Ibu menendang Kundang dan Kundang terjatuh
"Huhu... Mengapa Ibu menjadi begini"
"Ibu... Kau telah mencuri semua uang tabunganku! Dan setelah kau menjadi kaya, Ibu meninggalkanku! Akan kukutuk kau Ibu!!"
Lalu Kundang berdo'a
"Ya Tuhan, tolong kutuk ibuku, tolong kutuk ibuku menjadi batu ya tuhan!"
Setelah itu keluar sebuah suara dari arah yang tak diketahui
"Dasar anak durhaka! Kau ingin mengutuk ibumu sendiri menjadi batu!?"
"Kukutuk kau jadi batu anak durhaka!"
"Kenapaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.............................."
Dengan itu Kundang menjadi batu dan Ibu Kundang hidup bahagia selamanya
THE END